Hak cipta adalah milik Allah Swt, karenanya jika dalam tulisan ini terdapat kebenaran dan kemaslahatan, maka dianjurkan untuk menyebarluaskannya sebagai amal jariyah tanpa perlu menunggu izin penulisnya. jazakumullahu khairon katsiran... Simfoni Bintang Fajar

Monday, January 23

Cara Mengajari Anak Membaca


Cara mengajari anak membaca bagaimana caranya ini cara mengajari anak membaca seperti nya cara mengajari anak membaca ini menggunakan metode Glen Doman jadi asyik untuk dipelajari tutorial ini cara mengajari anak membaca diambil dari kompas untuk lebih jelasnya silahkan disimak dan dibaca baik-baik.
Kita harus percaya bahwa anak-anak memiliki kemampuan belajar yang tidak tertandingi, karena banyak bukti sudah kita lihat dalam kehidupan sehari-hari mereka bisa menghafal iklan, nyeletuk ketika kita berbicara dengan orang lain, dan menyerap kata-kata yang kita ucapkan.
Dalam bukunya 'How to Teach Your Baby to Read', Glen Doman mengatakan bahwa pada dasarnya kemampuan anak khususnya balita sangat luar biasa. Bahkan, kata Doman, otak anak yang separuhnya sudah dilakukan pembedahan Hemispherectomy (membuang separuh fisik otaknya) bisa punya kemampuan sama dengan anak yang otaknya utuh dan normal.
Sebetulnya, dalam metode Doman, mengajar membaca pada anak balita itu mudah dan sederhana. Hanya saja, saking mudah dan sederhana itulah kita justeru seringkali mengabaikan, menunda, serta menyepelekannya, sehingga akhirnya waktu terlewat dan semua sudah terlambat.
Mudah dan sederhana, namun bukan berarti bisa "seenaknya". Ada hal-hal perlu dilakukan dan penting dilakoni, yang tentu agar tujuan mengajari membaca pada anak-anak tercapai dengan hasil memuaskan.
Apa yang Boleh?
§  Jangan membuat anak menjadi bosan dengan maju terlalu cepat, maju terlalu lambat, serta terlalu sering memberi tes.
§  Jangan memaksa anak, apapun bentuknya.
§  Jangan tegang, sehingga Anda lebih baik menunda jika suasana tidak mendukung, baik pada Anda maupun si anak
§  Jangan dulu mengajarinya abjad, namun ajari ia kata-kata
Yang Harus?

§  Bergembiralah dan buat suasana hati anak senang dan nyaman menerima "pelajaran" dari Anda.
§  Selalu ciptakan cara baru. Ingat, bagaimanapun jeleknya cara Anda mengajar, hampir bisa dipastikan bahwa ia akan belajar lebih banyak daripada tidak diajarkan sama sekali.
Metode Glen Doman (Tahap I)
Sebaiknya tunda dulu mengajarkan anak Anda tentang huruf, karena unsur terkecil dari sebuah bahasa adalah kata, bukan huruf.
Bentuk kata adalah kongkrit, sedangkan huruf adalah abstrak. Sementara, mengajar anak akan lebih mudah pada hal-hal yang kongkrit, bukan hal-hal abstrak yang membuatnya berpikir terlalu dalam atas apapun yang Anda ajarkan.
Salah satu cara mudah dan sederhana mengajarkan anak membaca melalui pengenalan kata adalah dengan menggunakan Metode Glen Doman. Simak langkahnya berikut ini;
1.    Buat 15 kata dibagi dalam 3 set kategori berbentuk kartu dari karton dan spidol. Masing-masing terdiri Set Kategori A, Set Kategori B dan Set Kategori C  yang berbeda.
2.    Contoh, gunakan tema nama-nama dalam anggota keluarga di Set A (ayah, ibu, tante, kakek, nenek), nama buah di Set B (apel, pisang, jambu, jeruk, durian), dan nama hewan di Set C (ayam, itik, angsa, ikan, kuda)
3.    Ambil satu kartu yang paling depan/tumpukan karton pertama di Set A, sebutkan (bacakan) dan ajak anak menirukannya.
§  Ingat, tak perlu jelaskan artinya tentang apa yang dibaca oleh si anak.
§  Tak lebih dari satu detik, ambil kartu dari belakang dan lakukan seperti yang pertama.
§  Perhatikan wajah anak ketika menyebutkan kata, amati kata yang disukainya dan yang tidak.
§  Jangan minta anak mengulang kata-kata yang kita bacakan tadi. 
§  Setelah membaca lima kata, stop pelajaran ini. Peluk anak Anda dan puji dia dengan menunjukkan Anda bangga atas apa yang dilakukannya

4. Di hari pertama pelajaran, lakukan untuk Set A sebanyak tiga kali (3x)
5. Hari kedua lakukan Set A = 3x, Set B = 3x
6. Hari ketiga Set A = 3x, Set B = 3x, dan Set C = 3x
7. Hari keempat sampai dengan keenam sama seperti hari ketiga
§  setiap kata dibaca maksimal antara 15 - 25 kali. Setelah sebanyak itu, kata harus diganti. Caranya, setelah hari keenam ambil 1 kata dari setiap Set dan gantilah dengan sebuah kata baru.
§  Setiap satu Set yang Anda bacakan selesai lansung diacak, hal ini supaya anak tidak bisa menebak urutan kata.
§  Jangan pernah mengulang kata yang sudah Anda bacakan, sehingga tidak salah Anda menandai tiap kata yang sudah Anda bacakan dengan pensil. Tanda ini juga bisa dijadikan patokan sudah berapa kali kata ini kita bacakan.

Sumber: Kompas 

Readmore »» Cara Mengajari Anak Membaca

Monday, July 4

Ketika Allah Memilihmu Untukku..

Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku..
Ingin ku beri tahu padamu..
Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia..
Orang tua yg begitu sempurna..
Dengan cinta yg begitu membuncah..
Aku dibesarkan dgn limpahan kasih yang tak terhingga..
Maka, padamu ku katakan..
Saat Allah memilihmu dalam hidupku,
Maka saat itu Dia berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku..
Memperlakukanku dgn sayang yang begitu indah..


Padamu yang Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku,
Aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan..
Maka, ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dgn keberadaanmu.
Dan aku tahu, Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna..
Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu..
Karena kelak kita akan satu..
Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku,
Kau dan aku akan menjadi 'kita'..


Padamu yg Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dgn ilmu dan tarbiyah,
Membentukku menjadi wanita yg mencintai Rabbnya..
Maka ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dgn ilmuNya.. Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita..
Itulah visi pernikahan kita..
Ibadah pada-Nya ta'ala..


Padamu yg Allah tetapkan sebagai nahkodaku..
Ingatlah.. Aku adalah mahlukNya dari tulang rusuk yang paling bengkok..
Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah..
Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah,
Sungguh hatiku tetaplah wanita yg lemah pada kelembutan..
Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah..
Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah..
Namun tatap mataku, tersenyumlah..
Tenangkan aku dgn genggaman tanganmu..
Dan nasihati aku dgn bijak dan hikmah..
Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu..
Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..


Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku..
Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan..
Maka dimataku kau adalah yang terindah,
Kata katamu adalah titah untukku,
Selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu..
Maka kalau kau berkenan ku meminta..
Jadilah hunian yg indah, yang kokoh…
Yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..


Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku…
Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita..
Maka didiklah mereka menjadi generasi yg dirindukan syurga..
Yang di pundaknya akan diisi dgn amanah-amanah dakwah,
Yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad..
Yang darahnya mengalir darah syuhada..
Dan ku yakin dari tanganmu yg penuh berkah, kau mampu membentuk mereka..
Dengan hatimu yg penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka..
Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..


Padamu yang Allah pilih sebagai imamku…
Ku memohon padamu.. Ridholah padaku,
Sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi..
Mudahkanlah jalanku ke Surga-Nya..
Karena bagiku kau adalah kunci Surgaku..

Dari Ummu Salamah, ia berkata, "Rasulullah S.A.W bersabda : "Seorang perempuan jika meninggal dan suaminya meridhoinya, maka ia akan masuk surga." (HR. Ahmad dan Thabrani)
Readmore »» Ketika Allah Memilihmu Untukku..

Wednesday, June 22

Rabbii, Aku tak sanggup mencintaiMu seperti Abu bakar,yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan RasulMu bagi diri dan keluarga. Atau layaknya Umar yang menyerahkan separuh harta demi jihad. Atau Utsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan dienMu.

Izinkan aku mencintaiMu, melalui seratus-dua ratus perak yang terulur pada tangan-tangan kecil diperempatan jalan, pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan. Pada makanan-makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan.

Ilaahi, aku tak sanggup mencintaiMu dengan khusyuknya shalat salah seorang shahabat NabiMu hingga tiada terasa anak panah musuh terhunjam di kakinya. Karena itu Ya Allah, perkenankanlah aku tertatih menggapai cintaMu, dalam shalat yang coba kudirikan terbata-bata, meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.

Robbii, aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib, yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu. Maka izinkanlah aku untuk mencintaimu dalam satu-dua rekaat lailku. Dalam satu dua sunnah nafilahMu. Dalam desah napas kepasrahan tidurku.

Yaa, Maha Rahmaan, Aku tak sanggup mencintaiMu bagai para al hafidz dan hafidzah,yang menuntaskan kalamMu dalam satu putaran malam. Perkenankanlah aku mencintaiMu, melalui selembar dua lembar tilawahharianku. Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.

Yaa RahiimAku tak sanggup mencintaiMu semisal Sumayyah,yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya DienMu. Seandai para syuhada, yang menjual dirinya dalam jihadnya bagiMu. Maka perkenankanlah aku mencintaiMu dengan mempersembahkansedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu.

Maka izinkanlah aku mencintaiMu dengan sedikit pengajaranbagi tumbuhnya generasi baru.

Allahu Kariim, aku tak sanggup mencintaiMu di atas segalanya,bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya,dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya. Maka izinkanlah aku mencintaiMu di dalam segalanya. Izinkan aku mencintaiMu dengan mencintai keluargaku, dengan mencintai sahabat-sahabatku, dengan mencintai manusia dan alam semesta.Allaahu Rahmaanurrahiim, Ilaahi Rabbii

Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku. Agar cinta ini mengalun dalam jiwa. Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku......
Readmore »»

Saturday, June 11

Afwan, Bila Kutolak Khitbahmu

Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.

Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah.

Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abud Darda’. ”Subhanallaah.. wal hamdulillaah..”, girang Abud Darda’ mendengarnya. Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.

”Saya adalah Abud Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman seorang Persia. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya.”, fasih Abud Darda’ bicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni.

”Adalah kehormatan bagi kami”, ucap tuan rumah, ”Menerima Anda berdua, shahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang shahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada puteri kami.” Tuan rumah memberi isyarat ke arah hijab yang di belakangnya sang puteri menanti dengan segala debar hati.

”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abud Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.”

Jelas sudah. Keterusterangan yang mengejutkan, ironis, sekaligus indah. Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar daripada pelamarnya! Itu mengejutkan dan ironis. Tapi saya juga mengatakan indah karena satu alasan; reaksi Salman. Bayangkan sebuah perasaan, di mana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati. Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran; bahwa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya. Mari kita dengar ia bicara.

”Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abud Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!”


( Sergapan Rasa Memiliki, Salim A Fillah, Jalan Cinta Para Pejuang )

♥♥♥


Akhi..Akhi..Akhi..

Betapa indah kisah di atas,lihatlah Salman sahabat Rasulullah tak terluka meski di tolak,tak bersedih meski gak di terima, pasti ada rasa kecewa itu,tapi contoh lah beliau. Beliau lebih tegar memberikan indahnya cinta pada saudaranya,karna beliau memiliki kesadaran bahwa mereka belum memiliki,sehingga kalo pun si putri lebih memilih si pengantar,sejatinya itu lah pilihan Allah. Karna kita hanya mampu berusaha,selebihnya Allah yang mengatur.

“Menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya urusannya seluruhnya baik dan tidaklah hal itu dimiliki oleh seseorang kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapat nikmat ia bersyukur maka hal itu baik baginya, dan jika menderita kesusahan ia bersabar maka hal itu lebih baik baginya.”
 (HR. Muslim)

Jangan karna kau malu karna khitbahmu di tolak kau marah pada kami bahkan mendoakan keburukan pada kami,pikirkanlah,apakah ikhwan seperti ini layak jadi pemimpin kami??. Apa dengan di tolak dunia akan berhenti berputar?? Dunia ini luas dan pastinya cinta Allah lebih luas,bila kau ku tolak pasti ada cinta lain yang di pilihkan Allah padaMu. Bila engkau ikhlas menerimanya, Allah pasti memberikan yang lebih baik.

Biarkanlah istikharah kami sebagai penentu,bila kami tak yakin denganmu untuk jadi Imam kami,tapi yakinlah kami tetaplah saudaramu. Tali ukhuwah tak akan pernah putus meski ku tolak khitbahmu.

Ukhti..ukhti..ukhti..

“Apabila datang kepada kalian (para wali) seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya (untuk meminang wanita kalian) maka hendaknya kalian menikahkan orang tersebut dengan wanita kalian. Bila kalian tidak melakukannya niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.”
 ( Hr. Tirmidzi )

Engkau pasti tau hadits ini yaa ukhti sholehah,memang hadits ini tidak langsung tertuju padamu tapi pada wali mu. Tapi yaa ukhti,tak bisa kah kau lihat betapa kami ingin berjuang bersamamu.

Jangan kau tolak kami karna engkau lebih mementingkan duniamu. Lihatlah umur kita,tak sanggup bila ketika nyawaku di ambil ku belum merasakan indahnya bersamamu.

“Tidak boleh seorang janda dinikahkan hingga ia diajak musyawarah/dimintai pendapat dan tidak boleh seorang gadis dinikahkan sampai dimintai izinnya.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah! Bagaimana izinnya seorang gadis?” “Izinnya dengan ia diam,” jawab beliau.
 ( HR. Al-Bukhari )

Kami tau,engkau berhak menolak kami,tapi tolonglah jangan lah engkau diam karna ketakutan,sehingga diammubisa beranggapan engaku menerima kami,padahal engkau enggan bersama kami.

Kami ingin berjuang bersamamu, berikrar mencintai demi mendapatkan ridho Sang Kekasih Sejati. Janganlah kau selalu tolak khitbah kami hanya karna urusan duniamu. Kami tunggu kesediaamu untuk mengarungi dunia cinta untuk membangun cinta sampai jannahNya.(syahidah.co.cc)
Readmore »» Afwan, Bila Kutolak Khitbahmu

Friday, May 20

Memelihara Sikap Muraqabah


Allah SWT berfirman (yang artinya): Dia selalu bersama kalian di mana pun kalian berada (QS al-Hadid: 4); Sesungguhnya tidak ada sesuatupun yang tersembunyi di mata Allah, baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi  (QS  Ali  Imran:  6);  Allah  mengetahui  mata  yang berkhianat [yang mencuri pandang terhadap apa saja yang diharamkan] dan apa saja yang tersembunyi di dalam dada (QS Ghafir: 19).
Sebagian ulama mengisyaratkan, ayat-ayat ini merupakan tadzkirah (peringatan) bahwa: Allah Maha Tahu atas dosa-dosa kecil, apalagi dosa-dosa besar; Allah Mahatahu atas apa saja yang tersembunyi di dalam dada-dada manusia, apalagi yang tampak secara kasat mata.
Di  sinilah  pentingnya  muraqabah. Muraqabah (selalu merasa ada dalam pengawasan Allah SWT) adalah salah satu maqam dari sikap ihsan, sebagaimana yang pernah diisyaratkan oleh Malaikat Jibril as. dalam hadits Rasulullah SAW, saat kepada beliau ditanyakan: apa itu ihsan? Saat itu Malaikat Jibril as sendiri yang menjawab, “Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat Dia. Jika engkau tidak melihat Allah maka sesungguhnya Dia melihat engkau.” (HR Muslim).
Demikian pula sebagaimana yang dinyatakan dalam hadits penuturan Ubadah bin ash-Shamit, bahwa Baginda  Rasulullah  SAW  pernah  bersabda,  “Iman
seseorang yang paling utama adalah dia menyadari bahwa Allah senantiasa ada bersama dirinya di manapun.” (HR al-Baihaqi, Syu'ab aI-Iman, I/470).
Dalam hadits lain Baginda Rasulullah bersabda, “Bertakwalah engkau dalam segala keadaanmu!” (HR at-Tirmidzi, Ahmad dan ad-Darimi).
Dalam Tuhfah al-Awadzi bi Syarh Jâmi' at-Tirmidzi, disebutkan  bahwa  frase  haytsumma  kunta  (dalam keadaan  bagaimanapun)  maksudnya  dalam  keadaan lapang/sempit,  senang/susah,  ataupun  riang-gembira/saat tertimpa bencana (Al-Mubarakfuri, VI/104). Haytsumma kunta juga bermakna: di manapun berada, baik saat manusia melihat Anda ataupun saat mereka tak melihat Anda (Muhammad bin 'Alan ash-Shiddiqi, Dalil al-Falihin, I/164).
Terkait dengan sikap muraqabah atau ihsan ini, ada riwayat bahwa Umar bin al-Khaththab pernah menguji seorang anak gembala. Saat itu Umar membujuk sang gembala agar menjual domba barang seekor dari sekian ratus ekor domba yang dia gembalakan, tanpa harus melaporkannya  ke  majikan  sang  gembala.  Toh  sang majikan tak akan mengetahui karena banyaknya domba yang digembalakan. Namun, apa jawaban sang gembala. ”Kalau  begitu,  di  mana  Allah?  Majikanku  mungkin memang tak tahu. Namun, tentu Allah Maha Tahu dan Maha Melihat,” tegas sang gembala.
****
Jujur  harus  kita  akui,  sikap  muraqabah  (selalu merasa  dalam  pengawasan  Allah  SWT),  sebagaimana yang ditunjukkan oleh sang gembala dalam kisah di atas, makin jauh dari kehidupan banyak individu Muslim saat ini. Banyak Muslim yang berperilaku seolah-olah Allah SWT tak pernah melihat dia. Tak ada lagi rasa takut saat bermaksiat. Tak ada lagi rasa khawatir saat melakukan dosa. Tak ada lagi rasa malu saat berbuat salah. Tak ada lagi rasa sungkan saat berbuat keharaman. Setiap dosa, kemaksiatan keharaman dan kesalahan 'mengalir' begitu saja dilakukan seolah tanpa beban. Banyak Muslim saat ini yang tak lagi merasa risih saat korupsi, tak lagi ragu saat  menipu,  tak  lagi  merasa  berat  saat  mengumbar aurat,  tak  lagi  merasa  berdosa  saat  berzina,  tak  lagi merasa malu saat selingkuh, dll. Semua itu terjadi akibat mereka gagal 'menghadirkan' Allah SWT di sisinya dan melupakan  pengawasan-Nya  atas  setiap  gerak-gerik dirinya. Mengapa gagal? Karena banyak individu Muslim yang  awas  mata  lahiriahnya,  tetapi  buta  mata batiniahnya. Mereka hanya mampu melihat hal-hal yang kasat  mata,  tetapi  gagal  'melihat'  hal-hal  yang  gaib: pengawasan  Allah  SWT;  Hari  Perhitungan,  surga  dan neraka, pahala dan siksa, dst. Yang bisa mereka lihat hanyalah kenikmatan dunia yang sedikit dan kesenangan sesaat. Tentu,  kondisi  ini  harus  diubah,  agar  seorang Muslim kembali memiliki sikap muraqabah.
****
Adanya  sikap  muraqabah  pada  diri  seorang Muslim paling tidak dicirikan oleh dua hal. Pertama: selalu berupaya menghisab diri, sebelum dirinya kelak dihisab oleh Allah SWT. Kedua: sungguh-sungguh beramal shalih sebagai bekal untuk kehidupan sesudah mati. Dua hal inilah  yang  disabdakan  oleh  Rasulullah  SAW,  ”Orang cerdas adalah orang yang selalu menghisab dirinya dan beramal shalih untuk bekal kehidupan setelah mati. Orang lemah adalah orang yang selalu memperturutkan hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah SWT.” (HR at-Tirmidzi, Ahmad, Ibn Majah dan al-Hakim).
Ketiga:  meninggalkan  hal-hal  yang  sia-sia sebagaimana  sabda  Nabi  SAW,  ”Di  antara  kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tak  berguna.”  (HR  at-Tirmidzi).  Jika  yang  tak  berguna saja—meski halal—ia tinggalkan, apalagi yang haram.
Itulah di antara wujud sikap muraqabah. Semoga kita adalah pelakunya.
Readmore »» Memelihara Sikap Muraqabah